Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya
Artikel Terdiri dari : 969 Kata.
Diposting Oleh : Hanavi
Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya Merupakan Tema Luar Biasa yang diusung OTIK Ke-9. Jika Belum mengenal apa itu OTIK silahkan Baca Disini. Secara ringkas OTIK dapat dijelaskan adalah Ajang Olimpiade yang dilakukan secara tahunan sejak tahun 2009. Tema yang diangkat tahun ini sepertinya tindak lanjut dari kesuksesan OTIK Ke-7 (2015) yaitu "Peran IT Dalam Melestarikan Budaya Melayu Riau". Parameter kesuksesan ini dapat dilihat dari beragamnya aplikasi yang dihasilkan oleh peserta Olimpiade yang diikuti hampir seluruh Universitas/Sekolah Tinggi/Politeknik Se-Provinsi Riau. Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti kesuksesan OTIK Ke-7 maka harus dilakukan penggabungan antara teknologi dan seni untuk Mewujudkan Riau Berbudaya. Hal utama yang harus diperhatikan untuk mewujudkan riau berbudaya tentunya dengan menganalisis kemajemukan atau beragamnya suku dan kebudayaan yang tersebar di Provinsi Riau. Selain itu perlu memahami makna dari arti kata berbudaya. Berbudaya yang dimaksud pada tema lebih erat kaitannya dengan hal-hal yang berkaitan akal, budi dan perilaku manusia. Untuk lebih jelasnya pembahasan mengenai berbudaya dapat Dibaca Disini.
Diposting Oleh : Hanavi
Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya Merupakan Tema Luar Biasa yang diusung OTIK Ke-9. Jika Belum mengenal apa itu OTIK silahkan Baca Disini. Secara ringkas OTIK dapat dijelaskan adalah Ajang Olimpiade yang dilakukan secara tahunan sejak tahun 2009. Tema yang diangkat tahun ini sepertinya tindak lanjut dari kesuksesan OTIK Ke-7 (2015) yaitu "Peran IT Dalam Melestarikan Budaya Melayu Riau". Parameter kesuksesan ini dapat dilihat dari beragamnya aplikasi yang dihasilkan oleh peserta Olimpiade yang diikuti hampir seluruh Universitas/Sekolah Tinggi/Politeknik Se-Provinsi Riau. Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti kesuksesan OTIK Ke-7 maka harus dilakukan penggabungan antara teknologi dan seni untuk Mewujudkan Riau Berbudaya. Hal utama yang harus diperhatikan untuk mewujudkan riau berbudaya tentunya dengan menganalisis kemajemukan atau beragamnya suku dan kebudayaan yang tersebar di Provinsi Riau. Selain itu perlu memahami makna dari arti kata berbudaya. Berbudaya yang dimaksud pada tema lebih erat kaitannya dengan hal-hal yang berkaitan akal, budi dan perilaku manusia. Untuk lebih jelasnya pembahasan mengenai berbudaya dapat Dibaca Disini.
![]() |
| Kampus UIN SUSKA RIAU |
Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya harus dilakukan melalui survey, observasi dan pengumpulan data yang valid. Hal ini dikarenakan masyarakat Riau tidak hanya didominasi budaya tertentu melainkan juga dipengaruhi budaya lainnya. Kemajemukan
masyarakat Riau memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
perkembangan kebudayaan yang menjadi karakteristik provinsi Riau.
Menurut Informasi yang diperoleh dari budpar.riau.go.id, Penduduk Provinsi Riau terdiri dari bermacam-macam suku bangsa seperti Jawa (25,05%), Minangkabau (11,26%), Batak (7,31%),
Banjar (3,78%), Tionghoa (3,72%), dan Bugis (2,27%). Sedangkan Suku Melayu sendiri merupakan
masyarakat terbesar dengan komposisi 37,74% dari seluruh penduduk Riau. Oleh karena itu, untuk mempertahankan dan mewujudkan simbolis Riau The HomeLand Of Malay maka harus dilakukan penanaman karakteristik agar Riau semakin dikenal dengan budaya tertentu.
Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya tidak dapat didefinisikan hanya sekedar memperkenalkan atau melestarikan kebudayaan yang ada melalui penggabungan teknologi dan seni. Akan tetapi, satu hal yang jauh lebih penting adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai luhur yang tertanam pada setiap unsur kebudayaan agar dapat diimplementasikan dan menjadi panutan baik dalam bersikap, bertutur kata maupun menjalin persaudaraan satu dengan lainnya tanpa memandang Ras, Suku dan agama. Sejatinya, budaya melayu seiring sejalan dengan agama islam sesuai dengan peribahasa "Adat Bersendikan Syarak, dan Syarak Bersendikan Kitabullah". Hal ini tentunya menjadi indikasi bahwa Riau berbudaya merupakan hasil dari interpretasi masyarakat yang memiliki pola kesantunan dan kebaikan dalam kehidupan. Apabila adat dipahami secara kaffah (menyeluruh) maka sudah dapat dipastikan berbagai krisis amoral yang dialami Riau saat ini tidak akan pernah terulang kembali.
Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya lebih tepat apabila diinterpretasikan sebagai Perpaduan antara seni dan teknologi yang berorientasi pada pembentukan karakter provinsi Riau. Sebagaimana kita ketahui bahwa tradisi berpantun, tarian zapin dan busana songket tidak hanya dimiliki oleh Riau. Oleh karena itu, dibutuhkan peranan teknologi dan seni agar ketika istilah berpantun, tarian zapin dan kain songket disebutkan maka secara langsung seluruh dunia tahu bahwasanya itu merupakan identitas Riau. Pembentukan identitas inilah yang membutuhkan penanaman nilai-nilai luhur, agar setiap nilai yang terkandung pada budaya dapat tercermin dalam kehidupan bermasyarakat di Riau.
Inovasi Teknologi dan Seni Sudah jelas mengarah pada penciptaan sebuah produk, dimana dalam hal ini adalah berupa aplikasi. Kolaborasi antara teknologi dan seni dapat dipersonifikasikan bagai sekeping mata uang yang saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain. Proporsi seni dalam penciptaan produk terletak pada kompetensi inovasi keindahan bentuk tampilan atau desain interface. Sedangkan Proporsi teknologi terletak pada kompetensi kecanggihan dan kemutakhiran fitur. Maka sudah jelas dapat disimpulkan sebuah produk teknologi tanpa dibarengi dengan seni akan gersang penampilannya, demikian sebaliknya sebuah produk seni tanpa dibarengi teknologi hanya akan menimbulkan kemandulan. Oleh karena itu, kolaborasi antara teknologi dan seni merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar dan sebuah keniscayaan jika produk ingin diterima masyarakat atau pasaran.
Lantas apa yang diharapkan dari sebuah produk berupa aplikasi yang dibangun menggunakan kolaborasi teknologi dan seni tersebut ? Jawabannya jelas terdapat pada akhir tema, yaitu Menuju Riau Berbudaya. Istilah menuju Riau Berbudaya harus dicermati secara mendalam. Hal ini dikarenakan apabila memahaminya hanya sekilas maka hanya akan menimbulkan perspektif berupa pelestarian budaya. Padahal istilah berbudaya sama sekali tidak identik dengan pelestarian budaya, istilah berbudaya lebih tepat pada penanaman karakteristik dan perilaku serta cerminan riau dimata dunia. Sebagaimana diketahui bahwa Riau identik dengan budaya Melayu, Maka sudah selayaknya Riau Memiliki identitas seperti selembayung. Pertanyaanya, Berapa persenkah bangunan di Riau yang menggunakan selembayung ? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Hidayat (2011), hanya 31% bangunan disepanjang jalan protokol yang mencerminkan karakteristik riau yaitu menggunakan selembayung. Fakta ini tentunya menjadi sebuah Ironi, disaat Riau sedang mempersiapkan diri menuju Smart City. Momentum percepatan Smart City saat ini sekiranya dapat dimanfaatkan untuk memilih, memilah dan menerapkan aplikasi yang sejalan atau bahkan mendukung terciptanya Riau Berbudaya.
Berdasarkan fakta dan data yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, maka salah satu model teknologi yang cocok diselaraskan dengan seni adalah Augemented Reality dan beberapa teknologi terapan lainnya seperti Image Processing, Geografis Information System dan lain sebagainya. Penerapan Teknologi Augmented Reality perlu diterapkan agar generasi muda pada khususnya dan masyarakat Riau pada umumnya dapat memahami secara langsung karena teknologi ini dapat diintepretasikan secara visual bahkan seperti kejadian nyata. Hal ini tentunya dapat mendorong masyarakat atau generasi muda untuk memahami secara mendalam sebuah kebudayaan, mereka tidak hanya dituntut untuk mengenal budaya melainkan harus menanamkan nilai nilai luhur kebudayaan agar menjadi manusia yang berbudaya. Manusia yang berbudaya secara otomatis akan menghargai sebuah kebudayaan dan melestarikannya, Namun tidak demikian sebaliknya pada manusia yang orientasinya hanya sebatas mengenal budaya.
![]() |
| Tagline Terpopuler Di Riau |
Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya lebih tepat apabila diinterpretasikan sebagai Perpaduan antara seni dan teknologi yang berorientasi pada pembentukan karakter provinsi Riau. Sebagaimana kita ketahui bahwa tradisi berpantun, tarian zapin dan busana songket tidak hanya dimiliki oleh Riau. Oleh karena itu, dibutuhkan peranan teknologi dan seni agar ketika istilah berpantun, tarian zapin dan kain songket disebutkan maka secara langsung seluruh dunia tahu bahwasanya itu merupakan identitas Riau. Pembentukan identitas inilah yang membutuhkan penanaman nilai-nilai luhur, agar setiap nilai yang terkandung pada budaya dapat tercermin dalam kehidupan bermasyarakat di Riau.
Inovasi Teknologi dan Seni Sudah jelas mengarah pada penciptaan sebuah produk, dimana dalam hal ini adalah berupa aplikasi. Kolaborasi antara teknologi dan seni dapat dipersonifikasikan bagai sekeping mata uang yang saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain. Proporsi seni dalam penciptaan produk terletak pada kompetensi inovasi keindahan bentuk tampilan atau desain interface. Sedangkan Proporsi teknologi terletak pada kompetensi kecanggihan dan kemutakhiran fitur. Maka sudah jelas dapat disimpulkan sebuah produk teknologi tanpa dibarengi dengan seni akan gersang penampilannya, demikian sebaliknya sebuah produk seni tanpa dibarengi teknologi hanya akan menimbulkan kemandulan. Oleh karena itu, kolaborasi antara teknologi dan seni merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar dan sebuah keniscayaan jika produk ingin diterima masyarakat atau pasaran.
Lantas apa yang diharapkan dari sebuah produk berupa aplikasi yang dibangun menggunakan kolaborasi teknologi dan seni tersebut ? Jawabannya jelas terdapat pada akhir tema, yaitu Menuju Riau Berbudaya. Istilah menuju Riau Berbudaya harus dicermati secara mendalam. Hal ini dikarenakan apabila memahaminya hanya sekilas maka hanya akan menimbulkan perspektif berupa pelestarian budaya. Padahal istilah berbudaya sama sekali tidak identik dengan pelestarian budaya, istilah berbudaya lebih tepat pada penanaman karakteristik dan perilaku serta cerminan riau dimata dunia. Sebagaimana diketahui bahwa Riau identik dengan budaya Melayu, Maka sudah selayaknya Riau Memiliki identitas seperti selembayung. Pertanyaanya, Berapa persenkah bangunan di Riau yang menggunakan selembayung ? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Hidayat (2011), hanya 31% bangunan disepanjang jalan protokol yang mencerminkan karakteristik riau yaitu menggunakan selembayung. Fakta ini tentunya menjadi sebuah Ironi, disaat Riau sedang mempersiapkan diri menuju Smart City. Momentum percepatan Smart City saat ini sekiranya dapat dimanfaatkan untuk memilih, memilah dan menerapkan aplikasi yang sejalan atau bahkan mendukung terciptanya Riau Berbudaya.
Disisi lain
masalah komunikasi juga telah mengalami pemudaran. Pekanbaru sebagai ibu kota
provinsi Riau yang dikenal sebagai pusat kebudayaan melayu justru lebih dominan
bahasa minang yang digunakan terutama dipusat keramaian seperti pasar. Hal ini
tentunya akan berimbas pada kebingungan wisatawan saat berkunjung kepekanbaru
karena tidak menemukan identitas riau sebagai masyarakat berbudaya melayu.
Berdasarkan
penelitian terdahulu yang dilakukan Wahyu Hidayat (2011), disepanjang jalan
protokol jenderal sudirman hanya 31% bangunan yang menggunakan langgam
arsitektur melayu seperti selembayung dan ornamen ukiran melayu pada desain
bangunannya. Mayoritas bangunan yang menggunakan selembayung adalah bangunan
milik pemerintah, sementara bangunan milik swasta mayoritas tidak menampilkan
langgam arsitektur melayu. Data dan fakta inilah yang menyebabkan Riau belum
mampu menonjolkan keidentikan yang mudah dikenal oleh wisatawan lokal maupun
manca Negara. Keidentikan dari segi bangunan merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatikan, sebagaimana kesuksesan sumatera barat menerapkan atap
gonjong pada seluruh bangunan baik bangunan pemerintah, swasta, fasilitas umum
dan lain sebagainya.
Berdasarkan fakta dan data yang telah diuraikan pada paragraf sebelumnya, maka salah satu model teknologi yang cocok diselaraskan dengan seni adalah Augemented Reality dan beberapa teknologi terapan lainnya seperti Image Processing, Geografis Information System dan lain sebagainya. Penerapan Teknologi Augmented Reality perlu diterapkan agar generasi muda pada khususnya dan masyarakat Riau pada umumnya dapat memahami secara langsung karena teknologi ini dapat diintepretasikan secara visual bahkan seperti kejadian nyata. Hal ini tentunya dapat mendorong masyarakat atau generasi muda untuk memahami secara mendalam sebuah kebudayaan, mereka tidak hanya dituntut untuk mengenal budaya melainkan harus menanamkan nilai nilai luhur kebudayaan agar menjadi manusia yang berbudaya. Manusia yang berbudaya secara otomatis akan menghargai sebuah kebudayaan dan melestarikannya, Namun tidak demikian sebaliknya pada manusia yang orientasinya hanya sebatas mengenal budaya.
Mudah-Mudahan melalui Ajang Olimpiade Teknologi Informasi (OTIK) Ke - 9 ini, akan lahir berbagai Inovasi Teknologi dan Seni untuk merajut Provinsi Riau Berbudaya. Saya berharap dapat menjadi bagian dari hal itu dan tentunya Universitas Islam Negeri SUSKA Riau dapat mewadahi dan mempelopori semua ide yang tertuang dalam tulisan ini.
Selamat Datang OTIK 9 dan Selamat Berjuang Teman Teman Dalam Berkarya : Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya.
UIN Suska Riau
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska
Program Studi Sistem Informasi
Tags:
ARTIKEL


23 komentar
That Right, Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya ini sebaiknya dijadikan bahan kelompok estra kurikuler ditingkat sekolahan Atau Universitas agar tercipta inovasi yg lebih intens
BalasHapusOh ya, Yang saya uraikan dari sudut pandang praktisi, sedangkan jika menggunakan sudut pandang akademisi, Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya tentunya lebih mengarah pada pembuatan kelompok belajar dan tidak mengganggu aktivitas kegiatan normal sekolah. Salah satunya benar sekali yang saudari katakan, yaitu melalui Ekstra Kurikuler.
Hapusinovasi teknologi dan seni menuju riau berbudaya adalah temah yang bagus untuk lomba otik. semoga menang ya Hanavi. :)
BalasHapusHehe Terima Kasih Bro,
HapusIyaa Bro, Tema Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya Itu Panitia OTIK UIN SUSKA RIAU yang buat, kalo saya mah cuma sebagai peserta... hehehe.... ya bro terima kasih yaa, semoga dewan juri memberikan penilaian maksimal untuk blog saya....
Tepat sekali, menurut saya inovasi teknologi dan seni menuju riau berbudaya merupakan hal urgent yg perlu diterapkan ditengah kondisi masyarakat yg mengalami krisis moral
BalasHapusYuuupppzzzz Sis,
HapusBerdasarkan Fakta Tersebut sy lebih menitikberatkan agar inovasi teknologi dan seni itu lebih difokuskan pada penanaman nilai-nilai luhur budaya. Soalnya, bagaimana bisa kita mengatakan riau berbudaya apabila krisis moral generasi belum dapat kita atasi.
Tulisan yang sangat epic. Membuat masyarakat awam seperti saya penasaran seperti apa pengaplikasiannya. Mungkin untuk ke depannya penulis mau berbagi artikel terkait tentang augmented reality, GIS, SDLC dll. Terimakasih mas. Sangat bermamfaat.
BalasHapusSiaaapppp.... untuk kedepannya akan sy lanjutkan dengan menulis secara detail tiap tiap teknologi yang saya tawarkan untuk mewujudkan Riau berbudaya.
HapusUntuk saat ini lagi sibuk melakukan Optimalisasi dlu supaya rangking pencarian di google naik....
Pokoknya blog ini untuk jangka panjang deh.
Wow Great Article : Innovation Of Technology And Art Toward Cultured Riau
BalasHapusNamanya Unik, Pengunjung Dari Negara Mana Nih ? Where Dou U Come From ? If I See From Ur IP, It Look Like From Vietnam, Right ?
HapusPerencanaan ini sungguh sangat baik dengan Tema _"Innovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya"_ untuk mempererat silahturahmi serta tali kekeluargaan berbagai suku dan budaya..
BalasHapusLanjutkan pak Hanavi, i like it your tema
Siaaapp Laksanakan Komandan..
HapusYaaapp betul sekali, bnyak manfaat kedepannya yg bsa dirasakan apabila terealisasi
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSetuju ...... Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya Lebih Baik Arahnya Ke Silaturahim Saja, Apalagi Masyarakat Perkotaan, Terkadang Dengan Tetangga Belakang Rumah Saja Setahun Sekali Baru Bertemu.
HapusSelain Teknologi Augmented Reality, Sepertinya sy ada ide lain, yaitu untuk Inovasi Teknologi dan Seni Mewujudkan Riau Berbudaya Dapat Diarahkan Pada Pengembangan Kurikulum, Dimana nantinya kurikulum melakukan penyeimbangan antara Teknologi, Seni dan Agama. Itu Menurut Sy Sih... By The Way, Blog Mu Kereennn Kok.. Maknyusss
BalasHapusTemanya : Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya yaa, Bukan Mewujudkan, hahahaha.. sama aja sih yaa.. Cuma klo mewujudkan terlalu berat sekali tanggung jawabanya.
Hapuspemikiran yang bagus, meksipun peranan teknologi saat ini membelenggu bahkan hampir memenjarakan manusia, tapi apabila dilakukan inovasi antara teknologi dan seni sy yakin akan muncul masyarakat yang berbudaya
BalasHapusTerima kasih ya sudh bersedia mampir dblog sy, next time datang lg yaaa... tiap hari ada artikel trbaru yg bs di baca
HapusTerima kasih ya sudh bersedia mampir dblog sy, next time datang lg yaaa... tiap hari ada artikel trbaru yg bs di baca
HapusMelihat perkembangan teknologi saat ini, tidak bisa dipungkiri segala sesuatu sekarang hampir semua nya berpacu dengan penggunaan teknologi, tapi semoga dengan ada nya inovasi ini, budaya tidak tenggelam karena tergantikan dengan teknologi, melainkan bisa bersanding atau terciptakan seni baru dari teknologi yang menyatu dengan budaya yg ada.
BalasHapusMeskipun Di Peringkat Pencarian Google Artikel Anda Yang Berjudul Inovasi Teknologi dan Seni Menuju Riau Berbudaya Berada Di Paling Bawah, Namun Setelah Saya Baca, Artikel Anda Yang Memiliki Kualitas Konten Yang Sangat Baik Dibanding Artikel Sejenis Pada Situs Lainnya. Terus Menulis dan Ciptakan Karya-Karya Yang Besar Lainnya Ya......
BalasHapusHeeheh trima kasih mas/mbak,
HapusSemoga dewan juri jg menilai demikian..hahahaha
Heeheh trima kasih mas/mbak,
HapusSemoga dewan juri jg menilai demikian..hahahaha